Lain mahasiswa lain pula alumni, saat sudah lulus kuliah Mulyadi mulai masuk ke beberapa organisasi besar di luar kampus, dari organisasi kepemudaan hingga organisasi besar seperti KNPI dan Pemuda Pancasila pun diikutinya, di saat itulah mulyadi sering diundang dan di utus untuk menjadi peserta di berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh organisasi, partai politik, hingga pemerintah. Mulyadi belajar banyak sehingga mengerti dan faham, bahwa diskusi dan berdebat adalah dua hal yang berbeda seperti yang dia lakukan saat kuliah dulu, dan itu adalah salah.
Ada yang mengatakan, berdebat itu akan mengasah pemikiran kita, lebih tajam dan lebih kritis. Saya setuju itu, tetapi jika dilakukan dengan baik, dengan kaidah diskusi yang benar, tanpa kesesatan logika. "Saat ini saya lebih memilih tidak berdebat. Saya tetap akan menyuarakan apa yang saya yakini benar, terlepas tidak semua orang suka atau tidak. Jika itu sebuah kebenaran dan harus disampaikan, maka akan saya sampaikan" Lalu bagaimana jika ada yang mendebat? Saya akan abaikan. Bukan saya tidak mau membuka pikiran saya, tapi saya tidak mau menghabiskan banyak waktu untuk hal yang tidak berguna." kata mulyadi
Anda akan menghabiskan waktu sia-sia dan mengikis emosi jika berdebat dengan orang-orang yang memiliki kesesatan logika. Namanya juga sesat.
Seperti apa sih contohnya orang yang berdebat dengan kesesatan logika ?
Mulyadi menjelaskan yang sering terlihat ada 2 tipe orang yang memiliki kesesatan logika yang pertama adalah Abusif, ialah argumen yang tujuannya hanya menyerang orang. Dia tidak peduli dengan substansi apa yang dibicarakan, tetapi lebih melihat siapa yang mengatakan. Jika orang yang bersebrangan dengan dia, pasti salah. Sayangnya dia tidak menunjukan argumen yang benar, tetapi menyerang siapa yang mengatakannya.
Sebagai contoh, jika ada orang yang langsung mengatakan: “Anda picik, Anda bodoh, Anda idiot”.Jelas ini sebuah kesesatan, sebab ukuran logika dia hanya dihubungkan dengan karakter atau kondisi pribadi seseorang yang sebenarnya tidak berhubungan dengan subtansi yang sedang dibahas.
Contohnya adalah saat ada yang mengatakan “kamu tidak akan berhasil menjadi seorang pembicara, sebab seorang pembicara itu harus ganteng.” Meski sedikit halus, sebenarnya dia mengatakan “Kamu jelek, tidak pantas menjadi pembicara.”Apakah bekerhasilan seorang pembicara ditentukan oleh jelek dan gantengnya?Bahkan, jika kita mengatakan orang pendek tidak akan bisa memasang lampu. Ini juga sesat, sebab meski pun pendek, sebenarnya bisa memasang lampu, karena ada tangga.Jadi, jika ada orang yang menyerang Anda, baik langsung atau tidak langsung, mendingan tidak usah dilayani. Hanya buang-buang waktu saja.
Yang kedua adalah Sirkumstansial
Secara sederhana, ini kesesatan akibat subjektif. Argumen yang dikeluarkan berdasarkan suka atau tidak. Termasuk kepentingan kelompok dan juga agama. Saat ini (musim pilkada), sering terjadi perdebatan subjektif antara pendukung paslon satu dengan lainnya. Kalah tetap dibela, menang mencaci lawan.
Perdebatan karena sentimen agama pun sama halnya. Orang non Muslim yang menyerang ajaran agama Islam adalah sesat. Selain subjektif, tidak bisa menilai ajaran orang lain berdasarkan ajaran dia. Saya tidak pernah melayani non Muslim yang menyerang ajaran saya dan juga sebaliknya.Saya hindari perdebatan dengan argumen seperti ini, sebab kebanyakan akan mengarah ke arah yang negatif dan melibatkan emosi.
Mulyadi juga mengatakan Kesesatan Logika itu tidak hanya terjadi dalam perdebatan secara langsung, sering juga terjadi dalam sebuah tulisan di sosial media, beranda yang penuh dengan kata-kata saling hujat dan saling hina menghinakan sudah biasa terjadi, dan secara tak sadar membuat pengguna sosial media lain juga terjerumas dalam kesesatan tersebut.
Diharapkan setiap orang terutama pemuda memahami kedua kesesatan ini, setelah memahami maka akan lebih jeli menemukannya.
lalu bagaimana jika menemukan Status di sosial media yang tidak mengenakan hati? saran saya abaikan saja, tidak usah didebat. Percuma. Jangan habiskan waktu dan energi untuk hal-hal percuma" kata Mulyadi
Mau diskusi dengan saya? Why not? Saya suka diskusi. Bahkan, kadang jika terlalu lama tidak diskusi, saya silaturahim ke tempat teman-teman saya sekedar untuk diskusi.Hanya saja, saya diskusi dengan sehat yang akan membawa manfaat bagi kehidupan saya dunia akhirat, untuk bisnis, organisasi dan sebagainya.